Rainy night
wanrings!
explicit content, nsfw, foreplay, sex smut, don't take any screenshot and don't share the passwords.
“Tunggu di sini dulu, kakak kebawa sebentar mau ambil minum.” Sunghoon hanya mengangguk menanggapi.
Bukan untuk pertama kalinya sunghoon datang ke tempat ini tetapi rasanya tetap saja berbeda, terlalu gelap untuk sunghoon yang lebih menyukai warna pastel. Kamar yang dua kali lebih besar dibandingkan kamarnya ini terasa sangat lenggang heeseung tidak punya banyak hiasan di dalam kamarnya, hanya ada beberapa lukisan dan poster band kesukaannya.
Sejujurnya sunghoon tidak biasa dengan warna lampu mencolok seperti warna lampu di kamar garda yang berwarna ungu memenuhi seluruh isi kamar, sunghoon merebahkan dirinya sembari menunggu heeseung dari bawah sana. Ada beberapa menit yang dilalui sunghoon dalam diam hanya menatap langit-langit kamar, tak lama sang pemilik kamar pun tiba dengan mampan yang diatasnya ada dua mug berisi coklat panas dan kue.
“Bangun dulu, hoon.” Sunghoon tidak mendengarkan malah memilih untuk menggelamkan dirinya di balik selimut mau tak mau membuat heeseung menarik paksa selimut yang menutupi seluruh badan sunghoon.
Tak banyak bicara pemuda itu langsung mengambil segelas coklat panas dan meminumnya pelan sambil melihat keluar kaca jendela dimana hujan turun dengan cukup deras membasahi kota di tambah dengan petir yang sesekali datang menyambar dengan keras, awalnya mereka berniat untuk menghabiskan waktu di malam hari mengelilingi kota dengan motor scoopy milik heeseung tapi hujan datang tanpa permisi membuat mereka pulang dan memilih singgah di rumah heeseung yang lebih dekat.
Sunghoon meminum coklatnya dalam diam, sesekali menatap heeseung yang sibuk dengan ponselnya, sunghoon mendengus merasa di abaikan. “Udah sana kakak pacaran aja sama hpnya kakak, anggap aja aku gak ada di sini.”
Heeseung tergelak menyadari bahwa si manis di atas tempat tidurnya itu mendengus sebal sembari meminum coklat panas yang kemungkinan sudah tidak panas lagi dengan kasar membuat heeseung lantas menghampiri pemuda itu, heeseung kembali tersenyum lebar saat menghampiri si manis yang justru berbalik membelakanginya sambil mendumel kesal dengan bekas susu coklat di bibir atasnya. Pemandangan yang membuat heeseung berdecak gemas.
“Minumnya yang rapih dong, masa kayak anak tk gitu, balik sini aku bersihin.” Tak ada jawaban si manis yang membelakanginya itu kini justru membali minum dengan tenang seolah tak ada heeseung di sampingnya.
“Park sunghoon.” Tak ada jawaban si manis tetap berpura-pura tidak mendengarkan.
“Lee sungho—
“Brisik, kak.” Sunghoon kini berbalik menatap heeseung yang kini tersenyum padanya.
“Lagian di bicarain gak nyaut, untung aja kamu gak tiba-tiba jadi patung.” Ucapnya random. “Minumnya yang rapih dong kamu tuh udah kuliah semester 2 sunghoon.” Heeseung meraih mug di tangan sunghoon membawanya ke meja nakas di samping kamarnya.
Pemuda itu terdiam sebentar ketika sadar dia tak membawa tissue. “Kak, kenapa dia— hmph.”
Sunghoon sedikit terkejut saat tiba-tiba pemuda di hadapannya itu menyatukan bibir mereka dan menjilat bekas susu coklat di bibirnya.
“Gak ada tissue.” Heeseung tertawa membuat sunghoon kembali mendengus.
“Dih, apaan gak berasa. Lagi kak hee mau cium lagi, tapi yang lama, lama banget!!”
Heeseung sebenarnya tidak berekspektasi bahwa balasan yang akan di berikan sunghoon akan seperti itu, dan siapalah heeseung yang berani menolaknya. Ada beberapa detik terjeda sebelum heeseung kini menarik lengan sunghoon membawanya duduk keatas pangkuannya, mempertemukan dua belah bibir mereka saling berkelit mencoba saling mendominasi, walaupun hasilnya heeseung tetap mendominasi mereka dalam ciuman itu.
Suara kecipak basah terdengar jelas memenuhi ruangan di tambah erangan kecil dari pemuda di atas pangkuan heeseung membuat suasana di dalam kamar semakin panas. Enam menit berlalu acara saling memangut itu berhenti ketika di rasa sudah hampir kehilangan nafas, heeseung sesekali mengecup bibir bengkak pemuda di pangkuannya itu yang sepertinya malu dengan perlakuannya sendiri dan kini memilih menyembunyikan wajahnya yang memerah du perpotongan leher heeseung, membuat heeseung tersenyum geli.
“Mandi ya? Tadi kehujanan di jalan takutnya nanti kamu sakit lagi.” Tak ada jawaban yang di berikan pemuda di pangkuannya.
“Hoon?”
“Mau, tapi sama kak hee.” Ucapnya pelan, membuat heeseung mau tak mau mengembangkan senyumnya.
•••
Sejujurnya sunghoon sedikit malu dengan posisi mereka saat ini, mereka berendam di dalam bathtub dengan heeseung yang duduk di belakang sunghoon menyabuni punggungnya.
“Hoon, deketan sini.”
“Gak mau.”
“Trus cara nyabuninnya gimana kalau kamunya duduk jauhan gitu.”
“Gak mau!!” Heeseung berdecak sebentar sebelum kemudian menarik paksa sunghoon untuk mendekat kearahnya.
“Kak hee!!” Sunghoon terkejut tentu saja, tubuh mereka jadi sangat dekat hingga sunghoon merasakan sesuatu di bawah sana yang menyentuh bagian bawahnya, yang membuat sunghoon tak mau memikirkannya.
Sunghoon tidak paham bagaimana semua ini terjadi, siapa yang memulai entalah sunghoon tak bisa berfikir jernih di tengah ciuman mereka, sunghoon mengeluh tertahan ketika heeseung dengan iseng menghisap lidahnya.
Lee heeseung is a good kisser. And sunghoon can't handle it.
“Ugh— kak hee. Adek mau di lehe— ahh.” Tanpa di minta dua kali heeseung langsung mendaratkan ciumannya di leher sunghoon, pening mendengarkan rengekan yang mampu menghilangkan kewarasannya dalam sekedip mata.
“Mmhhh kak hee...”
Sunghoon menggigit bibir bawahnya dan meremas sensual rambut yang lebih tua. Agak memalukan tapi sunghoon selalu menyukai ketika bibir heeseung menjelajahi tubuhnya.
Ciuman heeseung kini semakin turun dari leher menuju dadanya jilat, kecup, cium dan gigit. Itu semua membuat sunghoon tak mampu berpikir jernih, sunghoon ingin lagi, lagi dan lagi. Sunghoon menginginkan lebih dari ini.
Seolah tau erangan frustasi dari kekasih manisnya kecupan itu kini berpindah ke dadanya heeseung menghisap dada kanannya dengan keras membuat sunghoon memekik cukup nyaring.
Air bathtub kini meleber keluar karena mereka terus bergerak kesana kemari mencari kenikmatan. Heeseung kini membawa sunghoon duduk diatas pahanya membiarkan milik mereka saling bergesekan menciptakan erangan tertahan.
Heeseung mengeluarkan dada sunghoon dari rongga mulutnya menciptakan bunyi kecipak basah yang cukup nyaring.
“Heeseung~” heeseung terkekeh mendengar nada merengek dari pemuda di pangkuannya itu.
“Iya, sayang sabar.” Kali ini heeseung kembali menghisap dada kanannya sesekali menggigit denga gemas membuat sunghoon mendesah tak karuan.
Tangan kiri heeseung memijit lembut dada yang tengah dia hisap sementara tangan kanannya mulai berjalan kebawah sana. Penis sunghoon sudah keras kini mengeluarkan precum, tangan heeseung kini mengocoknya perlahan dan sunghoon mengerang cukup keras erangannya di iringi dengan gerakan memeluk kepala heeseung yang membuat heeseung kini semakin tenggelam di dada sunghoon.
“K—kak hee.. eunghh, m—mau pindah di sini basah.”
“Kenapa pindah?” Tanya heeseung dengan pelan membuat sunghoon sedikit merinding mendengarnya.
“Gak suka, di sini basah, dingin.” Heeseung kemudian baru sadar jika kekasih menisnya itu tidak tahan berlama-lama berendam di salam air.
“Magic word?”
Memalukan karena sejujurnya sunghoon sedari tadi mencoba untuk menghindari situasi ini, namun kini dia tak punya pilihan lain.
“Kak hee— Mmhh.” Heeseung tidak tahan melihat ekspresi memelas yang di berikan oleh sunghoon membuatnya tidak bisa berpikir lain selain membawanya keatas ranjang size king miliknya, persetan dengan tubuh mereka yang masih basah.
Heeseung merebahkan tubuh sunghoon diatas ranjang tanpa melepas ciuman mereka, satu tangan heeseung kini berjalan kebawah sana membuka paha mulus sunghoon dengan lebar kemudian memasukkan satu jarinya yang membuat sunghoon memekik cukup keras.
“Ahh kak hee, k—kurang tambah lagi jarinya.” Sunghoon menggigit bibir bawahnya pelan kemudian menatap heeseung dengan tatapan memohonnya membuat heeseung kembali menyambar bibirnya dan menambah satu jarinya untuk masuk kedalam sunghoon.
Heeseung memasukkan jari tengahnya membuat gerakan menggunting, yang lebih tua kini mengangkat wajahnya sejenak melapas ciuman mereka dengan paksa membuat sunghoon merengek.
Heeseung bisa melihat surai hitam itu kini sudah lepek— membingkai wajah si manis dengan sempurna dengan bulir-bulir keringat bercampur air mata berkilauan di kulitnya.
Heeseung selalu tak habis pikir bagaimana kekasihnya bisa selalu terlihat cantik dalam situasi apapun bahkan di saat mereka seberantakan inipun sunghoon justru terlihat semakin cantik dengan nafas yang terengah, bibir merah bengkak juga dengan keringat yang menambah kesan seksi pada sunghoon membuat heeseung kehilangan kewarasan.
Dia kembali menangkap bibir sunghoon kedalam sebuah ciuman, menghisap dengan lembut sampai sunghoon membalas ciumannya yang di iringi dengan desahan karena jari heeseung masih di dalam lubangnya.
“Mau pake pelumas?” Bisik heeseung diantara bibir sunghoon.
Sunghoon menggeleng pelan “G—gak mau, mau ngerasain kak hee banget di dalam aku.”
Sunghoon berucap pelan memiringkan kepalanya tak mau bersitatap dengan heeseung yang kini tersenyum kemudian mengucup bibirnya sebentar. “Padahal kamu udah sering ngerasain aku tanpa pelumas atau kondom.”
“D—diem, intinya aku gamau, mau ngerasain kak hee masuk sampe dalem banget.”
“Udah sunghoon jangan bicara lagi.” Sunghoon tahu heeseung berada di ambang kewarasannya, karena sunghoon yang memegang kendali atas heeseung.
“Kak u—ughh masukin adek sekarang, mau ngerasain kak hee sekarang.” Sunghoon berbisik pelan di telinga heeseung seperti sebuah tombol yang otomatis membuat heeseung mengeluarkan jarinya dari dalam sunghoon yang membuat sunghoon kembali merengek karena merasa kosong.
Heeseung membuka pahanya lebar-lebar memperlihatkan lubang sunghoon yang berkendut seolah memanggil heeseung untuk segera memasukinya.
“Setelah ini jangan paksa kakak buat berhenti.”
Udah selesai hahaha, anw happy milkcarrot day! <3