perayaan senggama menjemput rindu yang hendak pulang

cw— cuma fingering, profanities, smut, porn without plot. taeshan can't out of my mind so i write this, don't expect that much. but i hope it doing well, so... enjoy.


kelau bertanya kemana akal sehat kim leehan sekarang jawabannya adalah, telah dilucuti bersama dengan pakaiannya yang berserakan di bawah lantai. dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah pacarnya sendiri, han taesan.

erangan-erangan cabul terus keluar dari mulutnya, buat lelaki yang tengah memangkunya itu semakin bersemangat menggagahi si cantik yang sudah tidak ia jamah selama beberapa minggu. semuanya dibayar dengan desah manis yang buat taeshan hampir gila saat ini, terlalu manis sampai taesan rasa dirinya bisa overdosis. atau memang ia sudah.

pun taesan tak masalah harus hilang akal, tak masalah harus melucuti kewarasannya, asal yang ada di depannya adalah leehan yang setengah telanjang dengan jarinya sibuk menggaruk bagian manis di dalam kekasihnya itu.

“taeshhh— ahnn, ahhh, hnghh enak. lagihh nghh.”

“cantik, sayang. kamu cantik banget kalau lagi sange gini.” taeshan beri kecup dari bibir hingga ketelinga sambil berbisik dengan pelan, sementara tangannya dibawah sana masih terus menggaruk kekasihnya.

desahnya begitu angkuh, sampai-sampai taeshan tunduk karenanya. berikan ciuman kupu-kupu untuk kekasihnya setiap kali ia mendesahkan namanya. taeshan tau betul, kekasihnya suka ketika terus diciumi sambil diberikan pujian sampai tolol, sampai harga dirinya habis berserekan dibawah kaki taeshan.

“taeahhh, k-kenapa berhenti. sayang aku mau keluar.” protesnya ketika taeshan tiba-tiba berhenti menggagahi bagian bawahnya yang sudah kepalang enak itu. nyawanya seolah ditarik paksa untuk kembali setelah melayang hampir menjemput nirwana.

leehan suka. suka ketika jari-jari kurus panjang milik kekasihnya itu masuk kedalamnya, menyentuh titik manis yang sulit dia dapatkan ketika melakukannya sendiri. ia suka dijamah jemari kurus kekasihnya.

“anak-anak kamu kayaknya lagi ngeliatin kita.”

kalau saja dia tidak dibuat enak tadi leehan mungkin akan cekik pacarnya itu, dia tidak lupa dengan tabiat kekasihnya yang suka melantur ketika mereka saling jamah seperti ini. taeshan selalu temukan distraksi untuk mengulur waktu, sebab ia tau leehan tidak sabaran saat mereka di atas ranjang.

taesan memang senang bermain-main, dan leehan tidak punya pilihan selain mengikutinya. sebab ia suka, suka semua bentuk afeksi intim dari kekasihnya itu.

“mereka udah cukup dewasa untuk paham kita lagi ngapain.” meskipun ia sama saja.

leehan menjawab sambil menaik-turunkan tubuhnya menggesek bagian selatannya dengan taeshan yang masih dibalut celana. pikiran cabulnya tidak bisa ditepis sekarang apalagi setelah merasakan milik sang kekasih yang sudah sama kerasnya dengan dia.

membayangkan taesan memasukinya saja sudah hampir buat dia cum kalau saja taesan tidak mengingatkan untuk tidak keluar dulu. ia mau pacarnya yang memerah teler karena kepalang sange itu keluar karena pekerjaannya. dia bisa jadi orang paling jumawa di dunia ketika leehan tidak berdaya setelah ejakulasi karena ulahnya.

setelahnya taesan berikan ciuman ke seluruh wajah kekasihnya yang turun hingga ke tulang selangkanya yang sengaja ia cium lama-lama, lalu dikecup-kecup kembali menyisakan bekas-bekas basah di sekitarnya. taesan sedikit terobsesi dengan collarbone milik kekasihnya.

leehan paling seksi saat ia menunjukkan collarbone nya.

“anak-anak kamu lagi ngeliatin kita kayak ikan tolol, tuh.” ledeknya pada penghuni akuarium di sudut kamar leehan.

“jangan ngatain mereka tolol!!!” protesnya yang buat taesan diam-diam tertawa di sela-sela kegiatan mencium leehannya sampai puas, meskipun ia tidak akan pernah.

“lah kenapa? biar sama kayak papanya yang sange sampe tolol gini.” taeshan berucap seperti itu sambil mengurut tipis-tipis penis leehan yang sudah mengeluarkan cairan pra ejekulasi sejak tadi.

“kan gapapa kalau yang bikin sange sampe tolol juga kamu.” taesan tersenyum senang, leehan selalu berhasil meraih egonya.

“suka, dibikin enak gini?”

“suka, ahhh—”

taesan menatap pelan ikan-ikan kecil yang sibuk berenang ke sana kemari menatap mereka dalam diam.

“papa kalian lagi dienakin sama ayah.”

karena setelahnya leehan dibuat mengerang nikmat karena dua jarinya kembali menerobos lubangnya dengan pasti, menyentuh kembali titik-titik manisnya.

“esanhhh, mau, mau keluar.” tangannya mengalun erat memeluk kekasihnya yang tenggelam di perpotongan leher leehan, yang sejak tadi asik menciuminya dengan tangannya yang terus memberi nikmat di bawah sana.

“udah mau keluar?” leehan hanya mengangguk sambil menatap taesan dengan sayu.

“sini sayang, aku cium sampai keluar.”

leehan hendak langsung menciumnya sebelum taesan kembali menginterupsi.

“lidahnya sayang, keluarin.”

setelahnya hanya decak basah yang bisa di dengar baik leehan maupun taesan, keduanya basah bersama dengan rindu untuk saling menjamah. mengecup setiap jejak-jejak rindu yang hendak pulang lewat senggama.

pun perenang kecil di dalam kaca sana hanya menatap bodoh pada tuannya yang dijamah sedemikian rupa di depan sana oleh seseorang yang entitasnya belakangan ini selalu dilihatnya meskipun harus kembali melupakannya tiga detik kemudan untuk kembali menatap penuh tanya apa yang sedang tuannya itu lakukan. tapi dia pikir itu bukan sesuatu yang buruk sebab tuannya tampak sangat menikmatinya lewat erangan dan tangannya yang tak berhenti mendekap sosok lain yang lebih besar diatasnya.

tingkah laku manusia memang tidak perlu dipahami sepenuhnya. ia hanya seekor ikan yang menonton pemiliknya sedang bersenggama dengan kekasihnya setelah beberapa hari melewati malam-malam panasnya sendirian.