Narasi Kedua
Heeseung memarkirkan mobil mereka di parkiran yang telah di sediakan oleh pihak butik, butiknya tidak terlalu ramai seperti yang heeseung katakan kemarin bahwa pada jam seperti butik tidak akan terlalu ramai hanya ada beberapa kariawan yang berlalu-lalang.
Mereka masuk bersamaan yang langsung di sambut ramah oleh pemilik butik juga orang yang baru saja heeseung perkenalkan sebagai mangernya yang telah menunggu mereka lebih dulu di dalam.
Sunghoon tidak mengalihkan pandangannya dari manager heeseung yang di ketahui bernama jungwon, dia terlihat sangat muda apalagi wajahnya yang terlihat galak juga imut dalam satu waktu membuatnya teringat pada adiknya, itu membuat sunghoon tanpa sadar tersenyum ketika memperhatikan jungwon dan heeseung yang tengah berbincang.
“Halo perkenalkan, saya Kim doyeon pemilik butik ini. Kemarin saya sudah terima surat laporan tentang tema pernikahan kalian saya sudah menyiapkan beberapa desain pakain yang cocok dengan konsep kalian, mari ikut saya.”
Wanita itu kemudian mengarahkan mereka kesebuah ruangan dimana di dalamnya sudah berjejer beberapa pasang manekin dengan pakaian pernikahan yang membuat sunghoon tampak antusias ketika mereka masuk kedalam sana.
“Di sini ada beberapa pilihan warna juga kualitas bahannya, kalian bisa mulai coba-coba mana yang kemungkinan cocok untuk kalian.”
“Kamu mau yang mana, hoon?” Tanya heeseung yang kemudian membuat sunghoon meliriknya terkejut.
“Aku? Maksudnya aku yang di suruh milih?” Tunjuknya pada diri sendiri yang di tanggapi anggukan oleh heeseung.
“Iya kan masa aku doang yang milih baju kan nikahnya berdua.” Ucapnya.
Sunghoon terdiam sebentar menelan ludahnya kasar sebelum pergi melihat-lihat koleksi baju yang berjejer tanpa suara, membuat jungwoon dan pemilik butik yang melihatnya tertawa pelan melihat kelakuannya.
Terhitung telah 30 menit mereka berada di sini untuk memilih namun mereka tak kunjung menemukan yang pas, sunghoon kembali mengelilingi melihat-lihat baju mana yang mereka belum coba, pandangan sunghoon tertuju pada sebuah tuxedo berwarna hitam yang berada di dalam lemari kaca.
Doyeon memperhatikan sunghoon yang terdiam memandang tuxedo hitam yang berada di lemari kaca miliknya, “Itu rancangan tuxedo pertama saya, tadinya akan di gunakan calon suami saya di hari pernikahan kami tapi dia gugur dalam tugasnya.”
Semua mata kini tertuju kepada wanita itu yang kini mengulum senyumnya, “Belum ada yang pernah pakai tuxedo itu, ya mungkin karena desainnya terlalu biasa, saya ju—”
“Saya mau yang ini.” Ucap sunghoon kemudian menatap heeseung yang sepertinya juga tidak keberatan.
Wanita itu tersenyum kemudian menyarankan mereka untuk mencoba tuxedo itu sebelum di rombak bagain mana saja yang perlu di ubah untuk menyesuaikannya dengan tubuh sunghoon.
Kemudian waktunya heeseung untuk mencoba tuxedo yang senada dengan milik sunghoon, heeseung keluar dengan tuxedo yang membalut tubuhnya terlihat agak kesusahan untuk memasang dasinya.
Entah keberanian dari mana sunghoon berinisiatif untuk membantu heeseung memakaikan dasinya, heeseung memperhatikan dengan lamat-lamat bagaimana wajah sunghoon terlihat sangat serius memakaikan dasi untuknya.
Heeseung menangkat tangannya untuk merapikan poni sunghoon yang terlihat menghalangi penglihatannya, “Habis dari sini kamu mau potong rambut?”
Pertanyaan itu membuat sunghoon terdiam memegangi kera baju heeseung saat hendak merapikannya, kemudian mendongak mendapati heeseung juga menatapnya.
Sunghoon baru tahu kalau heeseung memiliki manik gelap yang menghanyutkan membuat sunghoon tanpa sadar tidak mengedipkan matanya sama sekali.
“Poni kamu hampir nusuk mata kamu.” Heeseung menyisipkan helaian poni sunghoon kesamping agar tidak menganggu penglihatannya, kemudian kembali menatap sunghoon yang masih menatapnya dalam diam.
Untuk pertama kalinya mereka bersitatap rasanya cukup mendebarkan bagi sunghoon apalagi tatapan heeseung yang terasa sangat dalam membuatnya sedikit gugup, sunghoon jadi tahu pemuda ini memang di takdirkan untuk menjadi seorang aktor.
“Mohon maaf menganggu ya, tapi tolong adegan romantisnya di skip dulu, kasian saya sama kariawan lainnya jadi obat nyamuk, nanti adegan romantisnya di lanjut pas saya gak ada aja.”
Dan terkutuklah jungwon dengan mulutnya yang membuat sunghoon rasanya ingin menghilang dari bumi saat ini juga.