festival tatap
menjadi satu diantara puluhan manusia bukanlah hal yang biru sering lakukan, menjadi satu diantara puluhan orang yang rela mengantri lama bukanlah hal yang sering dia lakukan, menjadi satu diantara keramaian yang padat bukanlah sesuatu yang sering dia lakukan.
entah sejak kapan tapi biru menyadarinya, ada banyak jiwa-jiwa yang baru yang tumbuh dalam dirinya. menjadi jiwa yang baru. entah dia bisa atau tidak, tidak ada yang tahu.
menjadi jiwa yang baru adalah konotasi yang bersemayam menimbulkan banyak pertanyaan di kepalanya beberapa jam ini, tapi melihat senyum yumna yang merasa sangat semangat membuat biru sedikit tidak memikirkannya, ada juga yesha yang sore ini terlihat lebih keren dari biasanya, tapi biru tau ada banyak sendu yang tertahan di dalam sosok kerennya itu, biru tidak memaksa yesha untuk bercerita dan biru juga tidak akan mencari tahu, dia akan menunggu sampai yesha mau bercerita. tidak semua hal bisa diceritakan sekarang, mereka juga butuh waktu.
entah ini lagu ke berapa, entah ini lagu milik siapa, entah siapa yang ada di panggung sana, biru tidak tau tapi dia memilih mencoba untuk menikmati euforia yang baru pertama kali dia rasakan. berbeda dengan dirinya yang masih berusaha untuk beradaptasi dengan situasi yang baru, yumna justru terlihat bebas ikut bernyanyi dengan satu tangannya sibuk bertengger di bahu yesha, yesha sendiri biru juga tau anak itu pandai bersenang-senang.
lengan kiri yesha meraih pundaknya agar mereka bertiga saling berdekatan, “jangan kayak anak ilang cil,” yesha masih memakai sapaan itu sampai sekarang, yesha memanggilnya seperti itu sejak tahun pertama mereka masuk sekolah menengah, dia bilang anak sekolah dasar harusnya belum sma dia bercanda dalam konteks tinggi badan biru yang dulu belum setinggi sekarang.
“woi, woi, woi, anak thestvr. itu mereka.” itu yumna yang heboh melihat orang-orang urakan yang sering dia lihat di kampus terlihat jauh lebih keren dari atas sana.
suara teriakan orang-orang yang menyebut nama band mereka saling menyahut, berlomba menjadi yang paling keras, beberapa diantara menyebut setiap dari mereka membuat yumna melongo sebentar, “gue enggak tau mereka punya fans sebanyak itu,”
malam itu bintang-bintang seolah malu menampakkan diri kalah dengan bintang-bintang yang bersinar dipanggung sana, sejak tadi ada satu bintang yang terus mencuri perhatian biru, pemuda yang hanya bermodalkan kaos putih dan topi hitam menghiasi kepalanya itu terlihat bersinar lebih dari siapapun malam ini, entah kenapa setiap gerakan yang dilakukannya seolah menghipnotis semua tatapan agar tertuju padanya, padahal yang dia lakukan hanya menyetel gitar listriknya sebelum di gunakan.
“today is our frist performing after releasing our new album, the language of flower.”
suara yang terucap dengan pelan namun tegas itu membuat semua orang bersorak entah untuk apa. biru temukan dirinya terdiam tanpa sepatah kata menatap pemuda dengan topi yang bertengger apik di kepalanya itu seolah tidak tampak seperti orang yang pernah biru temui di kampus, sisi yang baru pertama kali dilihatnya.
“ i hope everyone enjoys it, enjoys what it feels like to be in love. tonight we're gonna falling in love again and again, deeper and deeper. this is for you, my blue.”
“anjir ini mah beneran lagu jatuh cinta.” celoteh yumna yang masih sedikit merinding melihat sisi lain dari orang yang kerap kali dilihatnya di kampus.
biru sejak awal tak punya banyak hal untuk dikatakan, ada banyak tanya yang singgah, ada banyak bingung yang datang, dan semua kegelisahan-kegelisahan itu tidak datang bersama jawaban yang dia inginkan.
sebagian dari bentuk jujur yang di maksud keenan tadi mungkin ini, keenan diatas sana bagaikan jiwa baru yang tidak pernah biru jamah sebelumnya, menjadi bagian-bagian baru yang membingungkan.
gerimis tiba-tiba ikut dalam festival ini bersama mereka, menambah kesan dramatis yang menyenangkan, kesan yang membuat gairah jatuh cinta mereka semua semakin berlabuh bersama dengan nyanyian sang bintang di depan sana.
biru bisa rasakan bagaimana perasaan jatuh cinta yang mereka sampaikan lewat lagu itu, matanya tidak bisa melihat dengan jelas beberapa saat sebelum dia mengusap matanya yang disinggahi beberapa tetes gerimis, dan entah perasaannya saja atau memang keenan di depan sana sedang menatapnya sambil terus memainkan petikan jarinya dan mengucap setiap lirik lagu itu dari bibirnya.
seolah waktu berhenti begitu saja tanpa perlawanan, biru hanya bisa diam. ada banyak perasaan yang datang dalam satu waktu, sulit untuk diproses. yang biru tau hanya malam ini keenan pemeran utamanya.
ada banyak tatap yang kerap dia temui, ada banyak semu yang kerap kali datang. beratus-ratus pasang tatap yang yang menatapnya malam ini, hanya satu yang sanggup keenan arungi, menjadi satu diantara ratusan pasang mata dan keenan berhasil menemukannya.
beratus-ratus pasang tatap yang dia temui malam ini tapi yang sanggup dia arungi hanya sepasang tatap itu, yang sedari tadi hanya diam entah menatap apa, entah dirinya atau perasaanya saja.
berkedip sebentar, dan keenan pastikan sepasang tatap itu juga tengah menatapnya. beratus-ratus pasang mata yang ditemuinya malam ini tapi yang dapat dia tatap hanya dalam bentuk biru langit, keenan temukan dirinya jatuh sedalam-dalamnya.
keenan temukan pemeran utamanya diantara ratusan tatap.
karena malam ini mereka rayakan festival tatap dalam parade jatuh cinta milik keenan.
© illicitesther 2023