Ethan Lee
sunghoon tidak pernah terfikirkan bahwa hidupnya bisa mendadak serumit ini, tubuhnya mendadak kaku, tangannya basah akibat keringat.
meskipun sering curiga dengan heeseung, sunghoon tak pernah terfikirkan kalau ethan lee iti benar-benar lee heeseung, tetangganya, teman dekatnya, orang yang sering dia curhati tentang seberapa sukanya dia dengan ethan.
otaknya mendadak malfungsi ketika membaca bubble chat yang di kirim oleh heeseung untuknya setelah sekian hari menghilang tanpa kabar seolah di telan bumi.
sinting.
sunghoon rasanya kepalanya hampir pecah ketika mendengar suara bel di depan rumahnya mulai di bunyikan beberapa kali, orang tuanya tak ada di rumah, hanya ada dia seorang diri, tak ada yang bisa membantunya untuk membuka pintunya.
dengan langkah yang ragu memutar kenop pintu, mengintip dengan perlahan sosok tinggi yang tengah berdiri dengan tegap tepat di depannya ketika dia berhasil membuka seluruh pintu.
nafasnya tercekat, heeseung menatap tepat pad matanya membuat sunghoon merasakan kecanggungan yang mendadak menyerang mereka untuk pertama kalinya.
itu ethan lee.
heeseung menggaruk tengkuknya canggung, “boleh gue masuk?”
sunghoon berdehem sebentar kemudian mempersilahkan heeseung untuk masuk kedalam rumahnya, mereka masuk kedalam kamar sunghoon, sebetulnya ini adalah hal yang biasa mereka lakukan heeseung sudah sering masuk kedalam kamarnya, namun untuk pertama kalinya sunghoon merasa aneh.
ada emosi baru yang datang menghampiri mereka, dan sunghoon tak tahu harus menyebutnya apa.
sunghoon menutup pintunya dengan perlahan kemudian mendudukkan dirinya diatas tempat tidurnya di samping heeseung.
sunghoon kemudian melirik heeseung yang melakukan sedikit pergerakan menaruh kedua tangannya kebelakang sebagai tumpuan.
yang lebih tua terkekeh padahal tak ada yang lucu sama sekali, kekehan dari pemuda di sampingnya itu kembuat sunghoon sedikit terpana, dia tak pernah mau mengakui kalau sahabatnya itu memang sangat tampan padahal memang dia sangat tampan.
“sejujurnya, gue gak tau harus mulai semuanya dari mana, lo pasti kaget.”
yang lebih muda mengangguk sebentar, “lo bisa mulai dari manapun.”
“gue ethan, ethan lee. penyanyi yang gak berani munculin wajahnya di depan publik, kalau kata jay sih, cupu.”
sunghoon tak mau menyela lebih memilih untuk diam dan mendengarkan semua cerita heeseung sampai selesai.
“semua tebakan lo tentang ethan itu bener, dia orang yang gak bisa terus terang tentang perasaannya sendiri. itu sebabnya dia nulis lagu buat ngungkapin rasa sukanya buat seseorang.”
sunghoon membatin dalam hati, sangat beruntung seseorang yang berhasil menaklukkan hati sahabatnya, pasti sangat terharu jika mengetahui jika semua lirik indah itu adalah untuknya.
“gue suka nulis lagu semenjak sadar gue suka sama dia, itu sekitaran waktu SMA kelas sepuluh, dan baru berani ngirim salah satu lagu ciptaan gue waktu kuliah semester pertama, awalnya gue kira lagu itu bakal dapat respon yang biasa atau justru kurang baik.”
“tapi ternyata boom, gue gak berekspektasi bakal serame itu, dan ya lanjut sampe sekarang, mereka masih suka ethan meskipun gak berani munculin wajahnya kedepan publik, termasuk elo.” dia tertawa kemudian melirik sunghoon yang menyimak ceritanya dengan serius.
“menurut gue lo keren, lo berani ngungkapin perasaan lo lewat lagu. dan jujur semua karya lo emang sekeren itu liriknya selalu nyampe di hati, lo gak cupu sama sekali enggak, lo hebat tau.” bibirnya maju beberapa senti seolah tak terima dengan heeseung yang tidak berbangga diri.
“tapi bisa lo jelasin kenapa foto gue bisa jadi sampul album elo? gue tau gue ganteng tapi rada ngeri juga, gue sempat panik tau.”
heeseung tertawa lagi tawa yang tampan membuat sunghoon terpana dan bingung dalam satu waktu, jujur dia tak bisa menebak makna dari tawa heeseung yang itu.
“gue lupa bilang kalau orang yang gue suka itu gak peka, kelewat gak peka.”
dasar gak jelas sunghoon membatin dalam hati.
dia di buat merengut saat heeseung dengan sengaja menjawir hidungnya dengan gemas, “tebakan lo semuanya benar tentang album khusus buat lo emang iya, bahkan dari album debut gue semua buat lo.”
sunghoon menatapnya aneh dan bingung di saat yang bersamaan, sungguh heeseung tak habis pikir butuh waktu berapa lama sunghoon bisa mencerna semua kalimatnya dengan benar.
“orang yang di taksir ethan itu elo, lemot.”
“HAH?”
“iya gue suka sama lo.” heeseung kemudian meraih puncuk kepala sunghoon untuk di usap dengan gemas membuat sang empu bersemu.
sunghoon dengan perpaduan warna jingga dari langit sore hari itu adalah perpaduan paling sempurna, paling indah, dan paling memabukkan.
“udah baca lirik lagunya kan?” sunghoon hanya mengangguk untuk menanggapinya, dia masih sangat kaget dengan fakta yang baru saja di ketahuinya.
“i didn't think you'd fall in love with me but i love you for 10000 years.” lagi-lagi dia tekekeh setelah menyanyikan beberapa lirik lagunya, “tentang perasaan gue gak usah lo pikirin, di sini gue cuma mau ngungkapin perasaan gue aja, tau gak hun gue sesuka itu sama lo sampai gak gau gimana cara buat ngungkapinnya, dan gue ingat lo suka dengerin lagu gue nyoba nulis buat ngungkapin semuanya.”
“tentang perasaan gue itu urusan gue, lo gak usah terlalu mikirin itu, yang penting gue udah ngungkapin semuanya ke elo, gue lega banget.”
“gue balik dulu mau rapihin barang-barang gue, jangan lupa mandi.”
heeseung berdiri hendak keluar sebelum gerakan sunghoon dengan cepat mendahuluinya, heeseung belum sempat mencerna semuanya ketika tubuhnya sudah berbaring diatas tempat tidur dengan sunghoon yang berada diatasnya.
raut wajahnya terlihat frustasi, wajahnya yang memerah berpadu dengan warna jingga langit sore membuat heeseung tersenyum menatapnya dari bawah, kemudian dengan perlahan merapikan helaian rambut yang menutupi mata.
dari dulu sampai sekarang heeseung tak pernah melihat orang lain selain sunghoon, hanya dia. semua tingkah lakunya yang terkadang sangat acak membuat heeseung selalu melihat kearahnya enggan untuk menatap yang lain.
heeseung tak bisa menjelaskan seberapa besar rasa sukanya kepada sunghoon, terlalu banyak sampai dia sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk mengendalikannya.
“tau gak sih, gue hampir stres mikirin elo.”
tepat setelah kalimat frustasi itu keluar heeseung mengerjap beberapa saat, merasakan bibirnya bertubrukan dengan milik yang lain hanya sebuah kecupan yang lama sebelum kemudian heeseung memangutnya, menyesap bibir bagian bawah sunghoon bergantian.
sunghoon sendiri jangan di tanya sudah sejak lama dia memimpikan ini, dadanya seolah dipenuhi dengan sesuatu yang meledak-ledak, terlalu menyenangkan, sunghoon membalas semua pangutan yang di berikan heeseung, mengecap rasa setiap afeksi yang di berikan untuknya.
dia hampir gila dengan perasaan yang membuncah, meledak-ledak seperti kembang api, dan di sela-sela pangutannya dia dapat merasakan heeseung tersenyum kemudian mengeratkan pelukan di pinggangnya membawa sunghoon duduk diatas pangkuannya dengan dia sendiri bersandar di kepala ranjang.
tautan keduanya terlepas dengan kening yang masih menempel, saling menyelami netra masing-masing.
“so, park sunghoon will you be my 10000 years?”
sebuah pertanyaan yang telah di tunggunya setelah sekian lama akhirnya datang, sunghoon tersenyum kemudian mengangguk pelan kembali mendekatkan wajahnya untuk memangut yang lebih tua, membawanya kedalam afeksi yang lebih dalam, lebih intim.
dan siapalah mereka yang berani menolak satu sama lain, mereka melembur bersama dalam gejolak yang memabukkan, menyambut akhir dari sebuah penantian.